Langsung ke konten utama

Contoh Laporan Biologi “Anatomi Hewan Vertebrata”


BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu dengan rasa ingin tahu yang tinggi, akhirnya para ilmuwan mengkaji lebih jauh mengenai anatomi makhluk hidup, bagaimana struktur dan fungsinya masing-masing. Manusia terdiri dari triliun sel yang merupakan bagian terkecil. Sel-sel ini yang kemudian saling berkaitan membentuk jaringan, jaringan kemudian membentuk organ dan organ akan membentuk sistem organ. Makhluk hidup terdiri dari beberapa sistem organ yang berfungsi dalam setiap aktivitasnya masing-masing.
Nama Amphibi berasal dari kata Yunani (Amphi= rangkap + bios = hidup). Sebagian besar dari kelas ini menunjukkan bahwa mempunyai fase kehidupan di air dan kemudian mempunyai fase kehidupan di darat. Pada kedua fase ini menunjukkan sifat antara ikan dan reptilia dan menunjukkan bahwa amphibia merupakan suatu kelompok chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan dalam air.
Pengamatan anatomi suatu hewan diperlukan pembedahan untuk memudahkan mengamati bentuk, kedudukan dan hubungannya dengan organ lain yang akan diamati. Katak sawah merupakan kelas amphibia yang paling mudah didapatkan sekaligus untuk diamati. Katak mempunyai dua habitat yakni jika masih muda berada di air dan setelah dewasa berada di lingkungan darat. Anatomi yang dimiliki katak sawah dapat memberikan gambaran umum organ-organ utama pada hewan vertebrata. Olehnya itu, untuk mengetahui lebih dalam mengenai morfologi dan anatomi hewan katak ini maka akan dilakukan praktikum ini.
Anatomi setiap jenis makhluk hidup mempunyai perbedaan dan juga persamaan. Anatomi makhluk hidup dapat dibagi secara garis besar yaitu anatomi tumbuhan dan anatomi hewan. Untuk anatomi dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu anatomi hewan bertulang belakang (vertebrata) dan anatomi hewan tak bertulang belakang (invertebrata).
Pada percobaan kali ini kita akan lakukan pengamatan tentang anatomi dari hewan katak (Rana cancarivora) secara langsung, dengan melalui metode pembedahan secara langsung serta melakukan identifikasi sehingga kita bias mengamati sendiri secara langsung struktur tubuh dari katak.
B.     Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengenali bentuk, warna dan letak organ, serta hubungannya dengan organ lain pada suatu sistem organ.
C.    Manfaat Praktikum
Melalui percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu mengenali bentuk, warna dan letak organ, serta hubungannya dengan organ lain pada suatu sistem organ.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

       Tubuh hewan terdiri dari berbagai berbagai organ tubuh. Organ organ yang bekerja sama dalam melekukan fungsi yang lebih tinggi disebut sistem organ. Pada praktikum ini akan dilakukan pengamatan susunan anatomi katak sawah atauRana cancarivora. Anatomi katak dapat memberikan gambaran umum mengenai organ organ utama pada hewan vertebrata (Tim Pengajar, 2012).
       Contoh dari kelas amphibia adalah katak sawah (Rana cancarivora). Tubuh katak terdiri dari kepala dan badan, tidak terlihat adanya leher. Kaki belakang lebih panjang dan kuat, di antara jari-jarinya terdapat selaput. Hewan jantan pada bagian bawah mulut luarnya, berwarna gelap yang menunjukkan adanya kantong suara (Ristasa, )
       Amphibia adalah vertebrata pertama yang menuju ke darat. Karena itu di sini tratum corneum berkembang biak sebab harus dapat mengadaptasi pada lingkungan terestrial. Kulit pada amphibia merupakan alat respirasi penting, untuk itu maka dermis dicukupi dengan sejumlah besar pembuluh darah (Suntoro, 2001).



BAB III
 METODE PRAKTIKUM



A.  Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal         : Kamis / 29 November 2012
Waktu                     : Pukul 07.3009.30. WITA
Tempat                   : Laboratorium Biologi Lantai III Barat Jurusan Biologi
  FMIPA UNM
B.  Alat dan Bahan
1.    Alat
a.       Botol pembunuh
b.      Baki bedah
c.       Alat bedah:
1)      Gunting
2)      Sedotan minuman
3)      Pinset
4)      Jarum
5)      Skalpel
2.    Bahan
a.         Katak sawah (Rana cancarivora)
b.        Kapas
c.         Kloroform/eter (pembius)

C.  Cara Kerja
1.    Pengamatan luar
a.    Mematikan katak
Mengambil segumpal kapas (sebesar ruas empu jari tangan), membasahi dengan eter/kloform, lalu memasukkan ke dalam botol pembunuh, segera pula memasukkan katak ke dalam botol pembunuh tersebut, menutup dengan rapat. Membiarkan sampai katak mati.
b.    Mengeluarkan katak yang sudah tidak bergerak dan meletakkan di atas baki bedah. Membiarkan kapas dalam botol dan menutup rapat.
c.    Mengamati bagian luar katak :
1)        Mata, kelopak dan selaput tidur
2)        Lubang hidung luar (nostlen)
3)        Tympanum (selaput pendengar)
4)        Celah mulut
5)        Tungkai depan :
a)    Lengan atas (branchium)
b)   Lengan bawah (ante branchium)
c)    Telapak (manus)
d)   Jari-jari (digiti)
6)        Tungkai belakang
a)    Paha (femur)
b)   Betis (crus)
c)    Telapak bersatu (pes)
d)   Jari-jari berselaput renang
7)        Kloaka (letaknya)
8)        Permukaan kulit dan warnanya
d.   Menggambar dari arah punggung dan memberi nama bagian-bagian di atas.
2.    Pembedahan
                   a.      Meletakkan katak pada punggungnya di atas baki bedah. Memaku  keempat kakinya dengan jarum pada lilin, sehingga tidak mudah goyang.
                  b.      Dengan pingset menjepit membujur kulit bagian perut dekat paha, mengangkat sedikit, menggunting melintang di bawah pingset, sehingga terbentuk celah pada kulit perut.
                   c.      Melalui celah itu, memasukkan ujung gunting yang tumpul dan guntinglah kulit ke arah kepala sampai gunting tertumbuk. Membalik ke celah tadi, menggunting ke arah pangkal kedua paha.
                  d.      Menggunting kulit ke arah samping kiri dan kanan, sehingga kulit perut bisa tersingkap. Memeriksa perlekatan kulit pada jaringan otot. Hanya pada tmpat tertentu kulit melekat pada otot, sehingga terbentuk semacam kantong (saccus).
                   e.      Memperhatikan bagian tengah otot perut. Tampak garis putih membujur sepanjang otot perut (disebut linea alba).
                   f.      Menjepit pingset otot perut di samping linea alba, dan menggunting melintang, sehingga membentuk celah. Memasukkan ujung gunting yang tumpul ke dalam celah otot perut dan mulai menggunting ke arah kepala sampai bawah rahang. Melanjutkan pengguntingan sampai pangkal paha.
                  g.      Menyingkap jaringan otot perut ke samping kiri dan kanan sehingga terbuka rongga perut dan tampak jeroan.
3.    Pengamatan sistem pencernaan
a.    Membuka celah mulut dengan skalpel  dan pinset, sehingga rongga mulut terbuka. Mengamati bentuk gigi, meraba dengan jari gelig pada rahang atas  dan gigi former pada langit-langit.
b.    Dengan pingset menarik lidah keluar, mengamati bentuk dan perletakanya (mencatatnya).
c.    Melanjutkan pengamatan rongga perut yang berisi jeroan.
Mengamati bentuk dan warna:
1)   Hati sebelah kanan, ada berapa lobus.
2)   Lambung di sebelah kiri hati; mengangkat sedikit dan akan tampak duodenum dan pangkreas.
3)   Runut terus usus halus sampa usus tebal. Perahatikan pertemuannya.
4)   Rektum yang belok ke kloaka.
4.    Pengamatan sistem peredaran darah
a.    Arah kepala dari hati, tampak jantung dalam selaput
b.    Menusuk selaput pembungkus jantung dengan jarum atau ujung scalpel sampai pecah, mengamati bentuk dan bagian:
1)   Bilik (ventrikel)
2)   Serambi (atrium) kiri dan kanan
3)   Pembuluh nadi utama (trunkus ateriosus) yang keluar dari ventrikel kemudian bercabang menjadi dua aorta (kiri dan kanan).
4)   Menggambar bagian jantung dan memberi nama begian tersebut di atas.
5.    Pengamatan sistem pernafasan
a.    Memperhatikan bagian sebelah kanan dan sebelah kiri lambung, tersembul bagian paru-paru.
b.    Dengan sedotan limun yang ujungnya dimasukkan kedalam lubang pangkal tenggorok (membuka mulut), meniup pangkalnya perlahan, menggembung paru-paru. Mengamati bentuk dan warna paru-paru, pembuluh darah pada paru-paru.
c.    Melepaskan jantung dengan guntin, sehinga tampak batang tenggorok (trakea).
6.    Pengamatan sitem ekskresi dan reproduksi (urogenitalia)
a.    Melepaskan organ-organ pencernaan, memulai dari lambung sampai pada rectum, serta masentrium (jaringan ikat) yang memegangnya.
b.    Akan tampak sepasang ginjal bulat lonjong melekat pada bagian belakang rongga perut.
c.    Pada katak jantan ureter ini disebut juga ductus urospermatius, testis terletak di sebelah atas ginjal,bulat lebih kecil berhubungan dengan ginjalmelalui vas efferensia.
d.   Pada katak betina, ada sepasang ovarium di bagian kiri dan kanan. Mengangkat sedikit ovarium, akan tampak oviduk berupa saluran berkelok-kelok putih, bermuara pada kloaka sedang ujungnya berupa corong (ostium) ada di detak jantung.
e.    Membuat gambar bagian sistem urogenitalia katak. Memberi nama bagian-bagiannya.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil  Pengamatan
1.    Morfologi katak

Keterangan:
1.        Mata
2.        Kelopak mata
3.        Selaput tidur
4.        Celah mulut
5.        lubang hidung
6.        Selaput pendengar (Tympani)
7.        Digiti
8.        Telapak tangan
9.        Ante Branchium
10.    Branchium
11.    Femur
12.    Crus
13.    Pes
14.    Kloaka
15.    Jari-jari selaput
16.    Punggung
Gambar pembanding









Sumber:hyahya.org
                                                                               















2.    Anatomi Mulut

Keterangan :
1.    Nares externa
2.    Gigi maxila
3.    Gigi Vomer
4.    Lubang saluran eustachius
5.    Lubang kotak suara (glotis)
6.    Lidah
7.    Celah kerongkongan
8.    Nares interna
Gambar Pembanding







                                                       
Sumber : www.ums.edu.my
3.    Anatomi organ dalam

Keterangan :
1.    Paru-paru
2.    Jantung
3.    Hati
4.    Lambung
5.    Ovarium
6.    Usus halus
7.    Usus besar



Gambar Pembanding

Sumber : www.ujanailmu.com
4.    Sistem pencernaan

Keterangan :
1.        Hati
2.        Kerongkongan
3.        Lambung
4.        Usus Halus
5.        Usus Besar
6.        Sekum
7.        Kloaka
8.        Hati
9.        Empedu
10.    Pankreas
Gambar Pembanding
 








Sumber : www.ums.edu.my




5.    Sistem pernapasan

Keterangan :
1.    Batang tenggorokan (Trakea)
2.    Bronkus
3.    Paru-paru kanan
4.    Aleveoli
5.    Paru-paru kiri
Gambar Pembanding







Sumber: http://wilsonunm.blogspot.com
6.    Sistem eksresi

Keterangan :
1.    Ginjal
2.    Uretra
3.    Kloaka

Gambar Pembanding
 








Sumber : Dokumentasi Pribadi
7.    Sistem sirkulasi

Keterangan :
1.    Atrium kiri
2.    Ventrikel
3.    Atrium kanan

Gambar Pembanding









Sumber: http://wilsonunm.blogspot.com





8.    Sistem Reproduksi
Urogenital katak jantan
Ket:
Urogenital katak betina
Ket:

1.    Testis
2.    Ginjal
3.    Ureter
4.    Kantong kemih
5.    Kloaka
6.    Badan lemak

1.    Badan lemak
2.    Oviduk
3.    Ginjal
4.    Ureter
5.    Uterus
6.    Kloaka
7.    Kantong kemih
Gambar Pembanding
 








Sumber: http://wilsonunm.blogspot.com



B.  Pembahasan
Katak adalah salah satu contoh binatang amphibi yang merupakan hewan vertebrata yang dalam perkembangan hidupnya mengalami metamorfosis. Katak (Rana sp) berbeda dengan kodok (Bifa sp) dimana perbedaannya terletak pada kulit katak litu licin, basah dan tipis sedangkan pada kodok kulitnya kasar, tebal dan kering. Perbedaannya juga terletak pada tungkainya, katak memiliki tungkai belakang yang panjang sedangkan kodok tungkai belakangnya pendek. Serta katak biasanya ukuran besar dan gemuk sedangkan pada kodok ukurannya kecil dan langsing. Adapun anatomi katak yang diamati pada percobaan ini, antara lain :
1.       Keadaan luar katak
Katak memiliki :
a.       Dua buah mata dan kelopak mata. Dimana, selaput tidurnya terdapat di antara bola mata dan kelopak mata.
b.       Lubang hidungnya ada dua dan berukuran kecil.
c.       Tympanum (selaput pendengar) ada dua di samping kiri dan kanan yang tidak jauh dari mata.
d.      Pada tungkai depan, jari-jarinya berjumlah empat ruas dan tidak berselaput.
e.       Pada tungkai berlakang, telapaknya bersatu, memiliki kaki sebanyak lima ruas dan berselaput renang.
f.        Kloaka terdapat di bagian belakang dan berfungsi sebagai lubang pelepasan dari saluran ginjal, kelenjar kelamin dan anus.
g.       Permukaan kulitnya halus dan agak licin dan berwarna-warni karena adanya butir-butir pigmen dan sel pigmen atau kromotovora.
Perlekatan kulit hanya terjadi pada tungkai belakang dan tungkai depan, sedangkan pada bagian perut tidak terjadi perlekatan kulit pada otot. Dan pada bagian tengah otot perutnya terdapat garis putih membujur sepanjang otot perut yang disebut linea alba.
2.       Sistem dygestoria katak dimulai dari rongga mulut à kerongkongan à lambung à usus à kloaka. Ditambah dengan hati dan pankreas.
a.       Rongga mulut, terdiri dari :
1).    Gigi hanya terdapat pada rahang atas (gigi geligi) dan pada langit-langit (gigi vumer). Gigi tersebut dapat tumbuh kembali apabila mengalami tangal.
2).    Lidahnya (lingua) bercabang dan terletak pada rahang bawah bagian depan. Berfungsi untuk menangkap mangsa.
3).    Kelenjar ludah yang berfungsi membantu menelan makanan.
b.       Kerongkangan (esofagus), pada katak merupakan saluran pendek menuju ke lambung.
c.       Lambung (ventriculum), terdapat di sebelah kiri dan di belakangnya terdapat duodenum dan pangkreas. Di dalamnya makanan dicerna secara mekanik dan kimiawi.
d.      Usus (intestium), dalam usus makanan yang sudah lumat sari-sarinya diserap oleh pembuluh kapiler darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya dibuang melalui kloaka.
3.       Sistem sirkulasi
Pada fase berudu, jantungnya terdiri atas dua ruang yaitu satu serambi dan satu bilik. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah tunggal.
Setelah mejadi katak, jantungnya terdiri atas tiga ruang yaitu dua serambi dan satu bilik. Dimana letak serambi (antrium) di atas ventrikel dan terbagi dua, ada di kanan dan di kiri. Dan di atas atrium terdapat percabangan yang disebut aorta. Dan peredaran darahnya merupakan peredaran darah ganda, jantung beruang tiga.  
4.       Sistem respirasi
a.       Paru-paru (pulmo)
Paru-paru katak berupa sepasang kantong tipis dan elastis, permukaan dalam dindingnya mempunyai banyak lipatan, sehingga memperluas permukaan. Dinding kantong yang tipis ini banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru katak berhubungan dengan bronkus, selanjutnya dengan perantara celah tekak atau glotis dihubungkan dengan rongga mulut.
b.       Kulit
Pernafasan dengan kulit berlangsung efektif baik di darat maupun di air. Kulit katak tipis, lembab dan kaya kapiler darah, yaitu cabang dari pembuluh nadi paru-paru kulit (arteria pulmokutanea) yang menyangkut darah kotor atau kaya co2. Di dalam kapiler kulit, darah membebaskan co2 ke udara dan mengikat oksigen dari udara bebas yang akan diangkut oleh pembuluh darah vena pulmokutanea ke jantung untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh yang memerlukan.
c.       Selaput rongga mulut
Selaput ini juga digunakan untuk memasukkan oksigen yang terkandung di udara, pada rongga mulut berdifusi melalui selaput rongga mulut. Akhirnya oksigen tersebut diikat oleh darah dan diedarkan ke sel-sel tubuh.
5.     Sistem urogenetalia
Alat ekskresinya berupa sepasang ginjal dari kiri dan kanan. Warnanya merah kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Fungsi ginjal adalah menyaring darah, zat-zat sisa seperti urine, garam-garam yang berlebih, air yang lebih akan diserapnya dan dikeluarkan. Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih. Kantong kemih ini berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan urine sementara. Muara saluran urine, saluran kelamin dan saluran pencernaan akan menyatu di kloaka.
Pembuahan katak bersifat ovivar (bertelur). Pembuahannya berlangsung di luar tubuh (fertilisasi eksternal) tetapi katak tidak mempunyai alat kelamin luar. Pada masa kawin sepasang katak akan ampleksus (katak jantan menempel pada punggung katak betina. Pada katak betina terdapat sepasang ovarium di bagian kiri dan kanan. Bagian belakang ovarium terdapat oviduct berupa saluran berkelok-kelok putih yang bermuara pada kloaka sedang ujungnya burupa corong yang berada di dekat jantung.




BAB V
PENUTUP



A.  Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Morfologi bufo sp terdiri atas lubang hidung, mata, jari, lengan bawah, lengan atas, paha, betis, selaput renang, kloaka, tungkai belakang, dan tungkai depan.
2.      Celah mulut bufo sp terdiri atas maxilla, neres external, denta maxillaries, neres interna, denta vomerin, pallatun, mandibulla, dan lingua.
3.      Anatomi bufo sp terdiri atas jantung, paru-paru, hati, usus besar, intestinum crasum, kloaka, dan usus halus.
4.      Sistem ekskresi bufo sp terdiri atas badan lemak, ginjal kiri, ginjal kanan, ureter, bledder, dan kloaka.
5.      Sistem pencernaan bufo sp terdiri atas rongga mulut, esofaghus, hepar, kantong empedu, lambung, pancreas, usus halus, dan usus besar.
6.      Sistem sirkulasi bufo sp terdiri atas aorta kanan, aorta kiri, serambi kanan, serambi kiri, dan bilik.
7.      Sistem respirasi bufo sp terdiri atas trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus, pulmo kiri, dan pulmo kanan.
8.      Sistem reproduksi bufo sp jantan terdiri atas badan lemak, ginjal, testis, ureter, kantung kemih, dan kloaka.
9.      Sistem reproduksi bufo sp betina terdiri atas badan lemak, ovarium, ovum, oviduk, dan kloaka.



B.  Saran
1.      Untuk pihak laboratorium, diharapkan kepada pihak laboratorium agar menambah lagi jumlah peralatan agar setiap praktikan dapat menggunakan alat masing-masing.
2.        Untuk asisten, diharapkan kepada asisten agar tidak meninggalkan laboratorium saat praktikum sedang berlangsung dan sebaiknya asisten memiliki kedekatan dalam membimbing praktikan agar lebih akrab antar praktikan dengan asisten.
3.        Untuk praktikan, agar mematuhi tiap instruksi dari pembimbing saat praktikum sehingga kejadian yang tidak diinginkan tidak terjadi dan sebaiknya praktikan bertanya kepada pembimbing jika ada hal-hal yang tidak diketahui.



DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengajar. 2012. Penuntun Praktikum Bioligi Dasar. FMIPA UNM.

Suntoro, Susilo Handari. 2001. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka


Ristasa, Rusna. 2001. Praktikum IPA 1. Jakarta: Universitas Terbuka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Enzim aktivitesi üzerine pH etkisi

Enzim aktivitesi üzerine pH etkisi BÖLÜM I GİRİŞ Arkaplan Enzimlergeniş bir yelpazede hizmet fonksiyonları canlı organizmaların içindekivermektedir.Bunlariçin sinyal iletimi genelliklevasıtasıyla,ve hücre regülasyonu kinazlar ve fosfatazlar vazgeçilmezdir.Onlar daile hareket miyozin oluşturmak içinhidroliz ATP kas kasılması bir parçası olarak hücrenin etrafındave aynı zamanda hareketli yük hücre iskeletinin oluşturmak.Hücre zarındaki Diğer ATPazlarbulunmaktadır. iyon pompaları katılan aktif taşıma Enzimler aynı zamanda,hafifdaha egzotik işlevler yer lusiferaz üreten ateş böceği almaktadır. Virüsler de olarak enfekte hücreleri için enzimler içerenolabilir. HIVintegraz ve ters transkriptaz ya da hücrelerden virüs serbest bırakılması için,gibi influenza virüs nöraminidaz enzimlerin önemli bir işlevi,sindirimbir sisteminde hayvanların Bu türgibi enzimler amilaz ve proteazlar büyük moleküller yıkmak, (nişasta veya proteinler, küçük olanları iç

Contoh Laporan Biologi “Pengamatan Mikroskopis”

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Benda yang sangat rumit penyusunnya adalah makhluk hidup. Pada makhluk hidup baik manusia, hewan maupun tumbuhan terdiri dari organ-organ yang menyusunnya. Dan organ-organ itu sendiri terdiri dari jaringan-jaringan yang menyusunnya. Organ pada makhluk hidup memilik peranan yang sangat vital bagi makhluk hidup itu sendiri. Karen a jika salah satu jaringan pada makhluk hidup tidak berjalan sesuai dengan fungsinya, maka makhluk hidup itu boleh dikatakan tidak sempurna. Secara struktural, tubuh tumbuhan  sama dengan tubuh hewan, yaitu tersusun oleh berbagai jaringan dan organ yang saling mendukung untuk melangsungkan fungsi dan aktivitas hidup. Jaringan merupakan sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi dan sifat yang sama. Untuk membentuk suatu jaringan, sel-sel mengalami spesialisasi dan diferensiasi. Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi suatu pola yang jelas diseluruh bagian tumbuhan dan hewan. Jaringan pada tubuh t