Langsung ke konten utama

Contoh Laporan Biologi “Percobaan Lazarro Spallazani”


BAB I
 PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang tak akan pernah merasa puas terhadap apapun, begitupun dengan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya manusia memiliki daya berpikir dan rasa ingin tahu yang tinggi. Baik rasa ingin tahu akan dirinya sendiri maupun lingkungannya. Sifat inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya. Salah satu masalah yang sampai saat ini masih dipertanyaakan dan ingin diketahui oleh manusia adalah dari mana kehidupan ini berasal.
Pengetahuan pada manusia diperoleh melalui berbagai cara, ada yang melalui praktek. Namun sampai pada saat ini belum ada yang dapat mendefinisikan tentang apa arti hidup sesungguhnya dan dari mana kehidupan dimuka bumi ini berawal.
Beberapa peneliti/ilmuwan yang telah mencoba mengajukan teori-teori untuk menjelaskan apakah hidup itu dan dari mana asal kehidupan. Ada teori yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda mati (abiogenesis), adapula yang menyatakan bahwa kehidupan itu berasal dari makhluk hidup sebelumnya (biogenesis). Namun teori-teori tersebut belum dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Bahkan dengan munculnya teori-teori ini menimbulkan kontraversi.
Salah satu Ilmuwan yang bernama Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan dengan menggunakan kuah kaldu, dimana ditempatkan disuatu wadah. Pada wadah itu ada yang terbuka, ada yang tertutup, dan ada pula yang tertutup dan sudah di panasi. Lazzaro mengamatinya, dan memperhatikan perubahan yang terjadi pada air kaldu tersebut.
Setelah beberapa hari, Lazzaro memperhatikan perubahan yang terjadi pada kaldu, dimana yang tidak tertutup dan yang tertutup tapi tidak dipanasi kaldunya berubah warna, sedang yang tertutup tapi dipanasi tidak mengalami perubahan. Dari hal itu dia beranggapan bahwa adanya mikroorganisme pada kaldu. Sehingga terjadi perubahan pada kaldu itu kecuali pada kaldu yang telah dipanasi. Berdasarkan hal diatas maka patahlah teori abiogenesis yang telah bertahan selama ratusan tahun lamanya.
Pada percobaan kali ini kita akan melakukan percobaan Lazarro Spallanzani dengan mendidihkan air kaldu dengan perlakuan yang berbeda untuk membuktikan teori biogenesis yang mengatakan bahwa kehidupan berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
B.     Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan memberi kesempatan kepada mahasiswa mengikuti jalan pikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biolgi, khususnya menjawab pertanyaan “dari manakah asal kehidupan ?”
C.     Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang langkah-langkah yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan dalam memecahkan masalah biologi dan kebenaran dari teori para ilmuan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Lazzaro Spallanzani (lahir 10 Januari 1729 meninggal 12 Februari 1799 pada umur 70 tahun) adalah seorang imam, ahli fisiologi, dan ilmuwan asal Italia. Dia lahir dari pasangan Gianniccolò, seorang pengacara, dan Lucia Zigliani. Pada tahun 1753, Spallanzani mendapatkan gelar doktor di bidang filosofi dan lima tahun kemudian ditahbiskan menjadi imam. Saat menjadi imam, penelitiannya tentang fenomena alam tetap berjalan dan didanai oleh Gereja. Salah satu penelitiannya yang penting di dalam ilmu Biologi adalah teori generasi spontan (Spontaneous Generation). Dia mengemukakan bahwa pemanasan dapat mensterilisasi (membunuh mikroorganisme) di dalam kaldu yang digunakan, namun apabila pemanasan hanya dilakukan beberapa menit maka tidak akan membunuh semua mikroorganisme yang ada di dalamnya. Hal lain yang dibuktikan oleh Spallanzani adalah mikroorganisme yang ada di udara dapat masuk ke kaldu menyebabkanpembusukan atau kerusakan kaldu. Pada tahun 1755, Spallanzani menjadi pengajar logika, metafisik, dan bahasa Yunani di Perguruan Tinggi Regio, Lombardy. Laporan terakhir yang ditulis oleh Spallanzani muncul pada tahun 1978 mengenai pengamatan tanaman yang disimpan dalam air dan sinar matahari memberikanoksigen dan menyerap karbon dioksida. Spallanzani meninggal akibat koma uremik pada 12 Februari 1799 (Anonim, 2012).
Pertanyaan “dari   manakah   asal   kehidupan?”, telah dicoba dijawab dengan berbagai teori dan percobaan. Diantaranya adalah  percobaan Spallanzani yang meragukan kebenaran teori Abiogenesis / Generatio  Spontanea dari Aristoteles (Tim Pengajar, 2012).
Konsep mengenai kehidupan ini bersala dari materi – materi yang tak berjiwa spontan, teori ini cukup lama dipercaya oleh masyarakat. Generatio spontanea atau abiogenesis menganggap bahwa kehidupan ini dimulai dari zat anorganik atau zat-zat organik yang telah membusuk. Sebaai contoh, di China, bahkan dari sejak permulaan telah dipercaya bahwa lebah atau serangga yang lainnya timbul secara spontan karena pengaruh panas dan kelembaban. Dalam kitab suci orang India terdapat petunjuk tentang timbulnya macam-macam parasit, lebah dan kumbang secara tiba-tiba dari keringat dan rabuk. Juga dari tulisan-tulisan paku orang-orang Babilonia dinyatakan bahwa cacing dan beberapa makhluk-makhluk lainnya dibentuk dari lumpur. Sedangkan nenek moyang orang-orang mesir menyatakan bahwa lapisan khusus yang terdapat dari sungai Nil merupakan suatu bagian yang dapat menciptakan lahirnya makhluk hidup. Namun akhirnya teori generatio spontanea atau abiogenesis ini ditentang oleh F. Redi, Spallanzani dan Pasteur melalui beberapa percobaannya (Winatasasmita dkk, 1999)
Menurut Winatasasmita dkk (1999), Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan yang lebih baik dari percobaan yang telah dilakukan Fransisco Redy. Ia menggunakan 3 buah tabung yang masing-masing diisi air kaldu yang kemudian diberi perlakuan sebagai berikut :
Tabung pertama tanpa dipanasi dan ditutup rapat
Tabung kedua dipanaskan sampai mendidih, dibiarkan terbuka
Tabung ketiga dipanaskan sampai mendidih, dan ditutup rapat
Yang masih dipersoalkan adalah asal mula kehidupan yang pertama kali ada di bumi. Mengenai masalah ini sampai sekarang masih menjadi pemikiran ahli. Evolusi Sebagian ahli berpendapat bahwa kehidupan yang mula-mula timbul di bumi akibat reaksi-reaksi kimia antara molekul-molekul yang menimpa terdapat di dalam lautan yang ada pada suatu waktu suhunya cukup tinggi. Teori evolusi kimia ini didukung oleh beberapa ilmuan, diantaranya A.I. Oprarin (Rusia), J.B.S. Haldane (Inggeria), Harold Urey (Amerika), dan Stanley Miller (Amerika) (Palennari. Dkk, 2005).



BAB III
 METODE PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal         : Kamis / 8 November 2012
Waktu                     : Pukul 07.3009.30. WITA
Tempat                   : Laboratorium Biologi Lantai III Barat Jurusan Biologi
  FMIPA UNM
B.  Alat dan Bahan
1.    Alat
a.    3 buah tabung riaksi
b.    1 buah rak tabung reaksi
c.    2 buah sumbat gabus / karet yang sesuai
d.   1 buah klem kayu
2.    Bahan
a.    Spiritus
b.    1 potong lilin
c.    Korek api
d.   30 ml kaldu cair
e.    Label
C.  Cara Kerja
1.    Mengisi ketiga tabung reaksi dengan kaldu cair masing-masing 10 ml.
2.    Tabung I, menutupnya dengan sumbat gabus dan menetesi lilin cair diantara mulut tabung dengan penutupnya.
3.    Tabung II, mendidihkannya diatas lampu spiritus selama 2 menit, membiarkan tabung terbuka (tanpa tutup).
4.    Tabung III, mendidihkannya di atas lampu spiritus selama 2 menit, menutupnya dengan sumbat gabus dan menetesi lilin cair di antara mulut tabung dengan penutupnya.
5.    Menyimpan ketiga tabung reaksi tersebut pada rak tabung reaksi dan menyimpannya di tempat yang terhindar dari gangguan hewan, tidak terkena sinar matahari langsung dan sumber panas lainnya.
6.    Melakukan pengamatan setiap hari, mencatat hasil pengamatan selama 5 hari.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil  Pengamatan
Gambar pada hari ke-1
 




   Tabung A           Tabung B              Tabung C
Gambar pada hari ke terakhir
 




Tabung A          Tabung B           Tabung C



Tabel Pengamatan :

Hari
TABUNG
A
B
C
W
E
B
W
E
B
W
E
B
Kamis
Bening
-
-
Bening
-
-
Bening
-
-
Jumat
Keruh
-
-
Keruh
-
-
Bening
-
-
Sabtu
Keruh
Endapan
-
Keruh
Endapan
-
Bening
Endapan
-
Minggu
Keruh
Endapan
-
Keruh
Endapan
++
Bening
Endapan
-
Senin
keruh
Endapan
+++
Keruh
Endapan
+++
Bening
Endapan
++
      
      Keterangan :
W : Warna                                           -        : tidak berbau
B : Bau                                                +       : agak berbau
E : Endapan                                        ++     : berbau
                                                            +++   : sangat berbau
B.     Pembahasan
Dari hasil pengamatan terhadap percobaan yang sama dengan yang pernah dilakukan oleh Lazarro Spallanzani, maka dapat dilihat bahwa tabung I yang telah diisi dengan air kaldu lalu ditutup dengan sumbat gabus dan telah ditetesi lilin antara mulut tabung dengan sumbat gabus tanpa dipanaskan, ternyata pada hari kesatu warnanya berubah menjadi agak keruh.. Hal ini menunjukkan bahwa mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu mulai mengontaminasi kaldu. Pada hari kedua sampai hari keempat sudah terdapat endapan dan baunya menjadi tidak sedap serta menyengat. Hal ini menunjukkan bahwa air kaldu telah terkontaminasi mikroorganisme yang lebih banyak. Perubahan warna pada air kaldu, berbau dan terdapat endapan disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang masih hidup di dalam air kaldu meskipun tabung telah ditutup rapat.
Tabung II yang telah diisi dengan air kaldu lalu dipanaskan hingga mendidih dengan spiritus dan tabung tersebut dibiarkan terbuka. Pada hari pertama, tidak terjadi perubahan warna pada air kaldu. Hal ini disebabkan karena mikroorganisme yang terdapat di udara belum mengontaminasi air kaldu. Dan proses perubahan warnanya menjadi keruh lebih lambat karena sebelumnya air kaldu telah dipanaskan sehingga air kaldu menjadi steril sehingga sumber mikroorganisme yang mengontaminasi air kaldu hanya berasal dari udara. Pada hari kedua sampai hari keempat, warna air kaldu berubah menjadi keruh, berbau, dan banyak endapan. Hal ini disebabkan oleh adanya mikroorganisme dari udara yang masuk ke tabung mengontaminsi air kaldu  karena tabung reaksi dibiarkan terbuka meskipun air kaldunya telah dipanaskan.
Tabung III yang telah diisi dengan air kaldu yang telah dipanaskan hingga mendidih diatas spiritus lalu ditutup rapat dengan sumbat gabus dan ditetesi lilin antara sumbat gabus dan mulut tabung, mulai hari pertama hingga hari terakhir, ternyata tidak terjadi perubahan baik warna mauun baunya, namun terdapat endapan mulai hari ketiga hingga hari terakhir endapan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya mikroorganisme yang melakukan aktivitas kehidupan di dalam tabung itu karena air kaldu telah dipanaskan lalu ditutup rapat. Namun pada hari ketiga, endapan terbentuk dan kemungkinan disebabkan oleh proses pemanasan yang kami lakukan belum mensterilkan semua mikroorganisme yang ada pada air kaldu, sehingga pada hari ketiga mikroorganisme mulai mengontaminasi air kaldu.
Sedangkan percobaan yang dilakukan Spallanzani yaitu:
1.      Labu I : diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15° C selama beberapa menit dan dibiarkan terbuka.
2.      Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi parafin cair agar rapat benar. Selanjutnya labu dipanaskan.
Selanjutnya labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya    diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan  hewan  dan  orang. Selama lima hari, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebuthasil percobaan Lazarro Spallanzani adalah :
Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I banyak mengandung mikroba.
Labu II : air kaldu pada labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya busuk.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah diperoleh, maka dapat ditarik perbandingan terhadap percobaan Lazarro Spallanzani bahwa hasil percobaan yang kami lakukan kurang akurat dibanding percobaan Lazarro Spallanzani, kemungkinan disebabkan oleh proses pemanasan yang kami lakukan belum mensterilkan semua mikroorganisme yang ada pada air kaldu.
BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
       Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa air kaldu pada tabung yang dipanaskan dan dibiarkan buka akan terkontaminasi dengan udara sehingga ditemukan organisme karena udara dari luar yang membawa mikroorganisme dapat lebih leluasa masuk sedangkan air kaldu yang perlakuannya dipanaskan dan ditutup rapat tidak ditemukan mikroorganisme karena air kaldu tidak berhubungan /  terkontaminasi dengan udara luar. Maka dari itu, terbukti bahwa makhluk hidup tidak berasal dari benda mati (air kaldu) tetapi melainkan berasal dari mikroorganisme yang bebas masuk kedalam tabung melalui medium udara.
B.  Saran
       Adapun saran dari percobaan ini adalah :
1.      Saran untuk praktikan yaitu praktikan mesti berhati-hati menggunakan alat laboratorium yang mudah pecah atau mudah terbakar. Sehingga kesalahan dalam praktikum bisa terhindarkan.
2.      Saran untuk laboran yaitu alat-alat yang digunakan dalam praktikum dirawat dengan baik, untuk kenyamanan. Kebersihan ruang lab juga tetap dijaga sehingga praktikum berjalan dengan nyaman.
3.      Saran untuk asisten yaitu membimbing praktikan dengan semua ilmu yang dimiliki sehingga bisa menjadi tambahan ilmu yang sangat berguna dan bermanfaat bagi praktikan




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Lazzaro Spallanzani. http://id.wikipedia.org/wiki/lazzarospallanzani. Diakses tanggal 7 November 2012

Palennari, dkk. 2005. Biologi Dasar. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Tim pengajar. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi            FMIPA UNM.


Winatasasmita, Djamhur. 1999. Biologi Umum. Jakarta: Universitas Terbuka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Enzim aktivitesi üzerine pH etkisi

Enzim aktivitesi üzerine pH etkisi BÖLÜM I GİRİŞ Arkaplan Enzimlergeniş bir yelpazede hizmet fonksiyonları canlı organizmaların içindekivermektedir.Bunlariçin sinyal iletimi genelliklevasıtasıyla,ve hücre regülasyonu kinazlar ve fosfatazlar vazgeçilmezdir.Onlar daile hareket miyozin oluşturmak içinhidroliz ATP kas kasılması bir parçası olarak hücrenin etrafındave aynı zamanda hareketli yük hücre iskeletinin oluşturmak.Hücre zarındaki Diğer ATPazlarbulunmaktadır. iyon pompaları katılan aktif taşıma Enzimler aynı zamanda,hafifdaha egzotik işlevler yer lusiferaz üreten ateş böceği almaktadır. Virüsler de olarak enfekte hücreleri için enzimler içerenolabilir. HIVintegraz ve ters transkriptaz ya da hücrelerden virüs serbest bırakılması için,gibi influenza virüs nöraminidaz enzimlerin önemli bir işlevi,sindirimbir sisteminde hayvanların Bu türgibi enzimler amilaz ve proteazlar büyük moleküller yıkmak, (nişasta veya proteinler, küçük olanları iç...

Contoh Laporan Biologi “Pengamatan Mikroskopis”

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Benda yang sangat rumit penyusunnya adalah makhluk hidup. Pada makhluk hidup baik manusia, hewan maupun tumbuhan terdiri dari organ-organ yang menyusunnya. Dan organ-organ itu sendiri terdiri dari jaringan-jaringan yang menyusunnya. Organ pada makhluk hidup memilik peranan yang sangat vital bagi makhluk hidup itu sendiri. Karen a jika salah satu jaringan pada makhluk hidup tidak berjalan sesuai dengan fungsinya, maka makhluk hidup itu boleh dikatakan tidak sempurna. Secara struktural, tubuh tumbuhan  sama dengan tubuh hewan, yaitu tersusun oleh berbagai jaringan dan organ yang saling mendukung untuk melangsungkan fungsi dan aktivitas hidup. Jaringan merupakan sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi dan sifat yang sama. Untuk membentuk suatu jaringan, sel-sel mengalami spesialisasi dan diferensiasi. Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi suatu pola yang jelas diseluruh bagian tumbuhan dan hewan. Ja...